Jumat, 06 Agustus 2010

BENCANA - Samuel Beckett



Samuel Beckett
BENCANA


Sutradara (D)
Asisten; perempuan (A)
Protagonis (P)
Luke, petugas lampu, diluar panggung (L)

Latihan. Uji coba akhir untuk adegan terakhir. Panggung kosong. A dan L baru saja selesai mengatur lampu. D baru saja tiba.

D duduk di kursi berlengan di bawah penonton sebelah kiri. Berjas bulu binatang. Bertopi sama untuk padanan. Umur dan fisik tak penting.
A berdiri di sampingnya. Keseluruhan bernuansa putih. Kepada gundul. Pensil di telinga. Umur dan fisik tak penting. P di tengah panggung berdiri di atas sebuah balok kayu hitam tinggi 18 inci. Topi hitam dengan pinggiran lebar. Baju panjang hitam sampai mata kaki. Tak bersepatu. Kepala menunduk. Kedua tangan di saku. Umur dan fisik tak penting.

D dan A merenung menatap P. lama diam.

A: (Akhirnya) Suka tampilannya?

D: Ya begitulah. (Diam). Untuk apa level kayu?

A: Supaya kakinya terlihat

(Diam)

D: Topinya?

A: Membantu menyembunyikan wajah

(Diam)

D: Batu panjangnya?

A: Memberi nuansa hitam pada dirinya.

(Diam)

D: Apa yang dibawahnya lagi? (A bergerak menuju P) Katakan (A berhenti)

A: Pakaian malamnya.

D: Warna?

A: Abu-abu.

(D mengeluarkan cerutu)

D: Korek api. (A kembali, menyalakan cerutu, berdiri diam. S. menghisapnya)

Bagaimana tengkoraknya?

A: Kau sudah melihatnya.

D: Saya lupa. (A bergerak menuju P) bilang (A berhenti)

A: Botak. Mulai tumbuh.

D: Warna?

A: Abu-abu

(Diam)

D: Kenapa kedua tangannya di saku?

A: Membantu nuansa hitam pad dirinya.

D: Tidak harus.

A: Saya catat. (Dia keluarkan blocknote, mengambil pensil. Mencatat) Dua tangan kelihatan. 
(Dia kembalikan bloknot dan pensilnya)


D: Bagaimana? (A bingung. Cepat marah) Tangannya, bagaimana tangannya?

A: kau sudah melihatnya.

D: Saya lupa.

A: Tak berdaya. Proses kemunduran karena usia.

D: Seperti cakar binatang?

A: Kalau kau mau.

D: Dua cakaran?

A: Hanya kalau ia kepalkan tinjunya.

D: Tidak harus

A: Kucatat (Dia keluarkan bloknot, mengambil pensil. Mencatat) Tangan tak berdaya (Dia kembalikan bloknot dan pensil)

D: Korek api. (A kembali, menyalakan cerutu, berdiri diam. S menghisapnya) Bagus. Mari kita lihat sekarang. (A bingung. Cepat marah) terus jalan. Lepaskan gaunnya (Ia mengambil stopwatch) Cepatlah. Saya ada rapat.

(A pergi ke P melepaskan baju panjangnya. P menyerah, tak berdaya. A mundur dengan baju
panjang di lenganya. P dengan piyama tua abu0abu, kepala menunduk, mengepalkan tinju. Diam)


A: lebih suka tanpa baju panjang? (Diam) Ia menggigil.

D: Tidak semua. Topi.

(A maju, melepas topi, mundur, topi di tangan. Diam)

A: Suka tempurung kepalanya?

D: Perlu diputihkan.

A: Saya catat. (Dia keluarkan bloknot, ambil pensil, mencatat) memutihkan kepala.

D: Tangannya. (A bingung cepat marah) Kepalan. Kepalan tangannya. Terus (A maju, melepaskan kepalan, mundur) dan diputihkan.

A: Saya catat. (Dia keluarkan bloknot, ambil pensil, mencatat) Memutihkan kedua tangan.
(Dia kembalikan bloknot, pensil. Mereka merenung, menatap P)

D: (Akhirnya) Ada yang salah. (putus asa) Apanya?

A: (Malu-malu) Bagaimana kalau kita…. Kalau…. Mengikatnya.

D: Tak ada salahnya mencoba. (A maju, menyatukan kedua tangannya, mundur ke belakang. Lebih tinggi. A maju, mengangkat tangan yang terikat setinggi pinggang, mundur) sedikit lagi (A maju, mengangkat kedua tangan yang terikat sampai dada) Stop (A mundur) Lumayan. Lanjutnya. Korek api.

(A kembali, menyalakan cerutu, berdiri diam. S menghisapnya)


A: Ia menggigil
D: Diberkati hatinya.

(Diam)

A: (Malu-malu) Bagaimana menurutmu tentang…. Sumbat….sumbat kecil di mulut?

S: Ya Tuhan! Keranjingan betul pada kejelasan! Semua kutandai ke arah kematian.
Sumbat mulut! Ya Tuhan!

A: Anda yakin ia tidak akan bersuara?

D: Tidak secicitpun (Ia melihat penunjuk waktu) Sudah waktunya. Saya akan pergi dan melihat bagaimana dari tempat penonton. (D keluar, tidak muncul lagi…. A terduduk di kursi berlengan, melompat secepat dia duduk, mengeluarkan kain lusuh, mengelap bersih sandaran dan tempat duduk, membuangnya. Duduk lagi. Diam)

( dari luar, menggugat)
saya tidak melihat jari kakinya (Cepat marah) Saya duduk di deretan bangku depan, dan tidak bisa melihat jari kakinya.

A: (Berteriak) Saya catat (Dia keluarkan bloknot, mengambil pensil, mencatat) Menaikan kayu
penyangga.

D: Ada garis bentuk wajah.

A: Saya catat. (Dia keluarkan bloknot, ambil pensil, mencatat)

D: Tundukan kepalanya (Dia bingung, cepat marah) lanjutkan. Tundukan kepalanya. (A mengembalikan bloknot, pensil, pergi ke P, menundukan kepalanya lebih jauh mundur ke belakang) lagi (Dia maju, merundukan kepala lebih dalam lagi) Stop! (Mundur ke belakang) Bagus. Mulai muncul. Bisa dilakukan dengan ketelanjangan.

A: Saya catat (Dia keluarkan bloknot, mau mengambil pensil)

D: Lanjutkan! Lanjutkan! (A mengembalikan bloknot, menuju P, berdiri ragu-ragu) buka lehernya (A melepaskan kancing-kancing teratas, memisahkan kerahnya, mundur) kakinya. Tulang kering. (A maju, menggulung celana kaki sampai di bawah lutut, mundur) lainnya. (Sama seperti kaki satunya mundur) lebih tinggi. Lututnya. (A maju, menggulung celana di kedua kakinya di atas lutut, mundur) dan putihkan.

A: Saya catat (Dia keluarkan bloknot, ambil pensil, mencatat) memutihkan seluruh tubuh.
D: Lanjutnya. Luke ada?

A: (memanggil) Luke! (Diam, lebih keras) Luke!

L: (Dari kejauhan) Saya dengar. (Diam. Lebih dekat) Apa kesulitannya sekarang?
A: Luke ada.

D: Gelapkan panggung.

L: Apa? (A menyampaikan dengan isyarat-isyarat teknis. menghilangkan cahaya general. Cahaya hanya di atas P. A dalam bayangan)

D: Hanya kepala

L: Apa?

(A menyampaikan dengan isyarat-isyarat. Menghilangkan cahaya lampu pada tubuh P. lampu hanya di kepala. Diam lama).

D: Cantik (Diam)

A: (Malu-malu) Bagaimana kalau ia…. Kalau ia…. Mengangkat kepalanya…. Sejenak…. Menunjukan wajahnya…. Hanya sejenak.

D: Ya tuhan! Apa lagi? Mengangkat kepalanya? Kau pikir dimana kita? Di Patagonia? Mengangkat kepalanya? Ya Tuhan! (Diam). Baik. Di sanalah bencana kita. Bungkus (Diam) sekali lagi dan selesai.

A: (Ke L) sekali lagi dan ia selesai (Cahaya menghilang di atas tubuh P diam. Seluruhnya menghilang).

D: Stop! (Diam) Sekarang…. Biar mereka saksikan (Cahaya general menghilang. Diam. Cahaya pada tubuh menghilang. Lampu hanya di kepala. Diam. Lama) Dahsyat! Mereka akan terkagum-kagum karenanya. Saya bisa mendengarnya dari sini.
(Diam. Dari kejauhan tepukan membahana. P mengangkat kepalanya, memastikan penonton, tepukan terputus-putus. Berhenti. Diam lama. Cahaya di wajah menghilang).


*****THE EN*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar